SELAMAT DATANG

Rabu, 18 April 2012

Story 2 Baduy Continue..

sambung lagi nih..

setelah sekitar 45 menit berjalan di kedalaman hutan terdengar suara sungai yang semakin deras disebelah kanan sisi kami berjalan.
"nah akhir nya sampe juga", tu liat di sebelah kanan sungai nya kalo siang bening banget,
saya pun mengarahkan senter kearah sungai sambil berjalan ,dan emang ga keliatan apa2 soal nya malem sinar nya terbatas,heheh...

oleh teman kami yang dari lebah banten kami dibawa berjalan agak masuk kedalam kampung menuju salah satu rumah yang memang di sediakan bagi pengunjung,

kesan pertama masuk disana sangat mengesankan saya kagum dengan bangunan disana,mereka sudah membuat irigasi,yang irigasinya tertata rapi terbuat dari batu bulat yang langsung mereka bawa dari kali di samping sungai, bangunan rumah panggung  asli dari kayu yang bedinding bambu atap nya dari jerami dan jarak rumah nya sangat rapat dan tertata rapi letak bangunan nya di buat di tanah yang berbukit membuat semuanya tertata rapi pokok nya bagus banget dech,hehe

Setelah melepas lelah dengan duduk2 sejenak, terdengar suara permainan angklung ternyata  waktu kedatangan kami bersamaan dengan anak2 sekolah sma dari anyer yang mereka tiba lebih dahulu dari kami. Mereka mempersembahkan permainan angklung untuk warga sekitar.

kemudian ada sosok seorang pria yang kami pun berkenalan dengan nya rupanya dia seorang “Jaro” di baduy luar kalo masyarakat baduy menyebut  kepala kampung disebut jaro,Orang nya ramah dan dia pun bergabung dengan kami,

salah satu teman kami pun menjelaskan  maksud dan tujuan kami,.
Kami berkumpul di teras rumah dan menanyakan hal2 tentang baduy kepada jaro,
Sambil menunggu ransum kami dimasak di rumah jaro yang kami bawa dan beli sebelumnya,
Memang untuk soal urusan masak tamu di rumah warga atau jaro yang bersedia membantu, karena memang rumah yang disediakan untuk tamu dibuat khusus untuk menginap tidak ada tempat memasak nya..

Terlihat Cuma  wanita yang bergabung mengobrol dengan kami,
Salah satu teman kami pun bicara ”neng masuk aja di dalem kalo cape gpp diluar dingin”
“Gpp kok bang disini aja”kata dia,obrolan kami pun berlanjut..

Setelah mengisi perut kami pun masih melanjut kan obrolan santai kami,
ngak terasa malam pun larut dan udara pun semakin dingin suara sungai mengantarkan ke suasana yang semakin hening,

Kami pun memutus kan masuk kedalam rumah dan beristirahat karena besok paginya kami akan melanjutkan perjalanan ke baduy dalam,

Pagi  pun menjelang saya terbangun mendengar suara teman  yang sudah bangun lebih dulu,
Karena saya kebetulan tidur di ujung dekat jendela saya membuka jendela dan...
Wah saya kaget ternyata view nya bagus banget, ternyata suara sungai yang deras itu tepat di bawah jendela, pantas saja suara nya deket banget semalem ga taunya di bawah jendela saya sudah sungai,heheh...

Udara pagi nya begitu menyegarkan cahaya mentari cerah di tambah pemandangan nya bagus,
Wah pokok nya berkesan banget pagi pertama di baduy

Saya melihat  dari atas jendela sudah berada  di sungai bersama salah satu teman kami,
Saya terdiam cukup lama menikmati suasana pagi dari jendela sebelum akhirnya saya ke teras depan rumah dan mengobrol sejenak dengan teman yang sudah terlebih dahulu bangun,,

Lalu saya memutuskan untuk turun kebawah ingin merasakan air sungai yang dingin,
“bang udah ke bawah belum”,
....“oww udah tadi”.”
Wah ketinggalan nih berarti saya bang, hehe
“saya kebawah dulu ya bang”,
”oh iya silahkan”
Saya turun dan melihat sungai yang bagus banget di seberang sungai ada lumbung padi di sela2 pepohonan  yang berbaris saya pun mencoba agak ke tengah sungai membasuh muka  Di air sungai, dan tidak lupa foto2,hehe






Tapi memang air sungai nya ngak jernih kerena semalan gerimis jadi air nya lagi pasang ,
Perhatian saya tertuju kearah sisi yang lain sungai karena ada suara yang jatuh dari sisi sungai ternyata suara balok2 kayu yang dihanyutkan oleh orang baduy,

Memang pada saat air pasang seperti ini mereka menghanyutkan balok kayu yang pada saat tidak pasang mereka membawa kayu dengan cara di gotong,
wah kuat juga ya mereka menggotong balok2 kayu...

rasanya saya pengen mandi merasakan air sungai yang dingin tapi sayang waktu nya yang terbatas,
setelah puas berfoto2 saya naik lagi ke atas menuju rumah penginapan..
saya penasaran ingin melihat seluruh kampung dari atas, lalu saya bersama teman saya naik keatas kampung, dan memang  iya kampung tersusun dengan rapi penataan nya atap atap nya dari jerami dan terlihat sungai di seberang nya..

saya mengajak kembali teman saya untuk segera turun kembali, sampai di bawah makanan kami pun sudah siap,

saya pun makan dibawah rumah bersama teman yang lainya,
yang lebih seru lagi kami di temani sama ayam2 milik warga,
jadi judul nya makan pagi ini makan sama ayam,hehehe


selesai makan kami kemudian berkemas dan bergegas untuk menuju perjalanan ke baduy dalam,
teman kami menyarankan untuk membawa barang seperlunya karena memang kami tidak akan menginap di baduy dalam,

berangkat kami dengan bawaan seadanya menuju baduy dalam melewati ujung kampung melewati jembatan 
gantung pertama yang terbuat dari bambu, 

setelah  berjalan sebentar ada lumbung2 padi yang letak nya berbaris teratur ini lumbung padi yang saya lihat dari sisi seberang bawah sungai tadi...


Orang-orang baduy memang menyimpan lumbung padinya tidak berdekatan dengan rumaah mereka dan untuk mengetahui kaya atau tidak nya mereka terlihat dari jumlah lumbung yang mereka miliki di setiap anggota keluarganya.

Berjalan lagi kami mengikuti jalan yang berada di sisi sungai sampai bertemu dengan kampung pertama tapi masih dalam kawasan baduy luar hanya terlihat ada perbedaan hiasan atap dengan rumah di kampung pertama tempat kami menginap kami pun istirahat sejenak sambil salah satu teman kami menjelaskan bahwa kampung ini pernah habis terbakar,karena memang jarak rumah orang baduy yang berdekatan jadi ketika tersulut api amat mudah sekali tersambar.


Kami pun melihat aktivitas mereka yang sedang menenun kain.
Dan ternyata seperti kebanakan orang2 bilang gadis2 di baduy ternyata memang mempunyai kulit yang bersih, tidak seperti di bayang kan orang2 yang ada didalam hutan itu kulit nya kalah sama orang yang di kota.

Trek kali ini agak berat karena jalan nya banyak yang menanjak karena kami berjalan sangat santai jadi sesekali kami berhenti sejenak untuk sekedar minum air. Dan ketika kami menemukan jalan yang landai kami menyebut nya “Bonus”, :)


Ada serumpunan bambu yang ukuran nya cukup besar  besar di tengah hutan dan bambu itu yang di gunakan oleh warga2 baduy untuk membuat rumah atau jembatan mereka,
Selang agak lama kami bertemu dengan jembatan kedua sekaligus batas untuk memasuki kampung baduy dalam,
Setelah melewati jembatan itu kami tidak boleh lagi mengambil gambar.
Kareana peraturan di baduy dalam memang agak ketat termasuk tidak boleh mengambil gambar ketika tiba di wilayah baduy dalam.

Saya turun ke bawah sungai untuk memcuci muka dan melepas keringat,...
tetep karena moment nya pas jadi futu2 dulu :)

Setelah melewati jembatan tersebut ada tanjakan yang sering disebut oleh anak pecinta alam dengan tanjakan “Insya Allah” maksud nya Insya Allah sampe Insya Allah enggak,hehehe
Ada ada aja,karena memang tanjakan nya terjal dan tinggi..

Sampai di puncak kami pun beristirahat sambil membicarakan tanjakan tadi,
Kami meminta air minum dengan orang baduy dalam dan ada juga yang membuat kopi pokok nya nyantai dulu deh,hehehe..

Yang saya ingat di tempat itu adalah kucing nya yang lucu2.
Bahkamn sampe2 mau diminta,
Aih emang aneh2 aja nih orng masa mau bawa anak kucing dari dalam baduy,hehe

Kami pun mengobrol tentang suatu saat mungkin ngak/ mau ngak kembali lagi kesini.
Saya bilang mungkin pasti suatu saat saya insya Allah mau kesana lagi.

Agak lama kami istirahat disana mungkin sekitar 45menit atau mungkin sejam,
Setelah terasa cukup kami pun melanjutkan perjalanan.
Kali ini semangat kami telah kumpul lagi dan memang jalan nya sudan datar ngak ada lagi tanjakan. View nya bagus banget di kanan dankiri nya bukit2 dan hutan terhampar luas.

Continue...